Merasa Gagal Dalam Hidup? Beginilah Caranya Bangkit.



Hi.

Gimana kabarnya? Baik-baik saja kan ya? Nggak apa-apa kan?

Ada satu jawaban yang sering kita ucapkan tanpa benar-benar mewakili apa yang kita rasa: nggak apa-apa.

Jawaban pendek, ringan di lidah, tapi berat di dada.

Kenapa Kita Sering Mengucap ‘Nggak Apa-Apa’

Kadang kita bahkan sudah tahu pertanyaannya, tapi tetap memilih jawaban itu.

Bukan karena benar-benar baik-baik saja, melainkan karena capek menjelaskan. Atau karena terlalu sering kecewa, sampai akhirnya belajar pura-pura kuat.

Beberapa hari ini, aku ada di fase itu.

Berusaha terlihat utuh, sambil diam-diam menahan lelah yang menumpuk. Dunia terasa keras, dan aku mencoba bertahan dengan cara paling sederhana: meyakinkan diri sendiri bahwa semua ini nggak apa-apa.

Perasaan Sedih dan Kecewa yang Diam-Diam Menumpuk.

Padahal kenyataannya nggak sesederhana itu.

Aku sempat mengejar sesuatu hampir sebulan penuh. Sebuah harapan. Sebuah pekerjaan yang aku yakini bisa jadi jalan. Aku kerjakan mati-matian, sampai waktu tidur cuma sisa satu-dua jam. Hari-hari berjalan tanpa jeda, tanpa ruang bernapas.

Dan pada akhirnya… kosong. Nggak ada hasil. Zonks.

Sedih? Iya.

Bukan sedih yang meledak-ledak, tapi yang diam. Yang tinggal lama. Yang bikin dada berat tanpa tahu harus ditaruh di mana.

Aku marah. Kecewa.

Bukan pada Tuhan, tapi pada diriku sendiri.

Karena merasa belum cukup. Belum berhasil. Belum bisa melakukan apa-apa untuk orang-orang yang aku cintai. Rasanya seperti kalah, dan kekalahan itu menempel di kepala lebih lama dari yang aku mau.

Ada momen ketika rasanya seperti ada batu jatuh tepat di dada kiri. Nafas jadi pendek, pikiran sesak, tapi mulut tetap bilang, nggak apa-apa.

Karena entah kenapa, itu kalimat paling aman untuk bertahan.

Pelan-Pelan Bangkit: Cara Menerima dan Memulai Lagi.

Kalau kamu sedang di fase yang sama, sedih, kecewa, marah, atau sekadar lelah tanpa tahu alasannya—aku nggak mau bilang “kamu harus kuat” atau “semua pasti indah pada waktunya”.

Kadang hidup memang nggak langsung memberi jawaban.

Dan mungkin, nggak apa-apa bukan berarti semuanya baik-baik saja.

Mungkin itu cuma tanda bahwa kita masih di sini. Masih bernapas. Masih mencoba bertahan meski perlahan.

Pelan-pelan saja.

Kalau hari ini belum bisa bangkit, duduk dulu juga nggak salah.

Kalau belum menemukan makna, nggak apa-apa juga mengaku bingung.

Tuhan tidak pergi ke mana-mana.

Dia mendengar bahkan saat kita kehabisan kata. Melihat bahkan ketika kita memilih diam.

Suatu hari nanti, mungkin kalimat nggak apa-apa akan benar-benar terasa jujur.

Karena hidup menjadi mudah, juga karena kita sudah belajar menerima diri sendiri, yang lelah, yang belum berhasil, yang masih berusaha.

Untuk sekarang, bernapas saja dulu. Itu sudah cukup.

Tenangkan diri. Kumpulkan niat dan semangat baru untuk memulai lagi.

Belajar lagi. Berusaha lagi. Terus, sampai semuanya menjadi Tuhan mudahkan.

Kita akan indah dengan caraNya.


Komentar